It is Her

Life is never expected. Mungkin itulah yang paling bisa menjelaskan pertemuanku dengannya.Selama ini, ku orang yang diam, sulit bersosialisasi, dan polos. Mungkin teman2ku yang sekarang ga bakal percaya kalo aku ini orang yang seperti itu dulunya. Tapi, ya begitulah kenyataannya.

Saat masuk kuliah, terjadi beberapa kesalahan, yang akhirnya membuat ku harus kuliah di Pendidikan Matematika UNS. Semester pertama dan kedua, ku sama skali ga niat untuk kuliah. Alhasil, IP pun membuatku menjadi PMDK, Persatuan Mahasiswa Dua Koma, sebutan untuk mahasiswa dengan IP jelek saat itu. Tahun berikutnya, ku coba ikut SNMPTN lagi, tapi terjadi kesalahan yang kedua -better not say what kind of mistake that was-, sehingga ku akhirnya menetapkan hati untuk kuliah di P.Math. Saat awal, ku merenung sejenak, apa yang sekarang tidak kumiliki dan ingin ku cari saat kuliah ini. Saat SMP dan SMA, hidupku hanya untuk sekolah. Akhirnya, ku sadar bahwa I’m lack of lifeskills. Ku sulit bersosialisasi dan lain sebagainya. Akhirnya ku tetapkan untuk mencarinya dengan ikut organisasi..(wah, malah cerita masa lalu nih..heee)


Singkat cerita, sampailah ku di semester 7, waktunya anak FKIP buat PPL (Praktek Pngalaman Lapangan) klo ga salah kepanjangannya gt. Dalam selang waktu 7semester ini, ku sudah sedikit agak ada perubahan. Ku mulai mengerti ‘teori’ dalam hidup, termasuk dalam hal asrama, eh, maksudnya asmara..hehe.. Semala ini, ku sering memberi saran (*sok pakar cinta) kepada temanku gimana dia sebaiknya bersikap, padahal ku belum pernah melakukan hal2 yg ku saranin itu secra langsung. Tapi ku merasa, kalau ku memang harus melakukannya, ku yang sekarang sudah bisa..

PPL pun berjalan. Saat sudah setengah perjalanan, sekitar 2 bulan, ada teman PPL yang mengajar olahraga mengatakan bahwa ada anak IPS yang ‘admire’ aku. Yah, sombong dikit nih, tapi saat itu memang banyak yang ‘admire’ ke aku, mungkin auraku memang beda kali ya…wkwkwk.. Mungkin juga karena hal2 yang tidak kumengerti…hee. Tapi ku sedang dengan siuasi itu, karena ku jadi merasa bahwa aku memang ‘ada’ di sana dan mereka juga menyadari kalau aku ‘ada’.

Another fast-forward, suatu hari, ku menemukan message di fb ku. Seorang cewe yang ngajak kenalan dan mengatakan dia ‘admire’ sama aku. Karena kurang begitu ngerti dan tidak ingin ngerasa ge er dluan, ya ku jawab sewajarnya saja. Namun dia membalas dengan ucapan yang ‘aneh’ buat aku. Y karena sifatku ini, ku jadi bingung dan nanya ke dia maksudnya apa. Akhirnya dia menjelaskan maksud dia yang sebenarnya. Dia SUKA ke aku dan lain sebagainya. WHATTT??!! Jelas aja ku jadi makin bingung. Seorang cewe yang bahkan ku ga kenal, ketemua aja belum pernah, tiba2 langsung bilang gt, gimana ga jalan2 kemana2 nih pikiran..hadeh2..

Akhirnya, karena ‘sifat jelek’ku ini, ku coba bersikap baik sama dia. Dan akhirnya, tiba saatnya ku menerapkan semua saran yang dulu pernah ku berikan kepada temanku. Ku coba ngajak dia ketemuan. Oke.. That was my first time go out to meet new girl. Ku mantapkan hatiku untuk menemuinya.
Seperti biasa, hobi telatku juga terjadi disini. Sia udah nunggu aku. Nunggu di restoran cepat saji di daerah Mojosongo, di pojok. Ku bergerak ke sana. Oke, this is my time. Kesan pertama yang kudapat adalah “Ni anak lumayan tinggi, agak tipis, rata, tapi wajah lumayan, skor 70”.hee.. Ku coba menyapanya dan basa basi sedikit. Nervousnya luar biasa. Tapi ku coba tenang. Setelah berbincang-bincang, akhirnya ia mulai bicara topik utamanya. Dia menjelaskan bagaimana dia bisa merasakan hal itu ke aku. Saat itu ku ga bisa jawab apa2. Akhirnya, kalau tidak salah, ku bilang untuk coba mengenal satu sama lain lebih jauh, sebagai teman.

Oke, time flow by. Setelah lama smsan dan komunikasi via hp, dia mulai mengatakan hal2 aneh lagi. Dia bilang ingin mengatakan sesuatu tapi ingin ketemu langsung. “What else?” pikirku. Akhirnya, ku ajak aja ketemuan lagi, di tempat yang lebih ‘menunjang’… Kami pergi ke air terjun. Disana kami coba berekreasi biasa, namun tetap saja agak kaku, akhirnya ku ajak duduk ada buat ngobrol. Ngobrol ngobrol ngobrol, akhirnya udah agak siang, ku tanya aja langsung apa sebenanrnya ygingin dia katakan. Awalnya dia bimbang, ragu, dsb yang bikin aku sebel. Tapi akhirnya dia bilang juga. Dia bilang “Aku ingin mengenal mas lebih jauh”. Begonya aku, ku ga memahami makna kalimat itu dengan benar. Ku pikir “saling mengenal”. Ku jawab aja langsung dengan “Iya”.. Saat pulang pun ku coba gandeng tangannya dan sekit merangkul..*kesempatan dalam kesempitan..hehe

Waktu kembali berjalan. Banyak hal terjadi, dan akhirnya kami sempat ‘putus’ karena suatu hal. Namun, karena kami tetap berkomunikasi, suatu hari, ada kejadian yang mengubah seluruh hidupku. Karena kesalahpahaman dan lain sebagainya, saat itu, ku merasakan yang namanya ‘Shock’. Ya, ku bingung apa yang sebenarnya terjadi. Ku merasa sesak, uneasy feeling, dan lain sebagainya. Akhirnya, ku menyadari bahwa dialah yang ‘itu. IT IS HER..

Sejak hari itu, ku sudah menetapkan bahwa DIALAH ORANGNYA. Seseorang yang akan mendampingiku dan selalu ada untukku. Walau setelah berjalan, justru aku yang tidak bisa selalu ada untuknya, tapi ku selalu berjuang. Entah kenapa, dialah cewe pertama yang bisa membuat aku melakukan hal2 yang sebelumnya selalu ku tolak. Seperti selalu ingin ketemu dan lain sebagainya. Dia tidak pernah memaksa, tapi entah kenapa ku mau melakukannya. Semakin lama, ku semakin yakin dengan ‘perasaan’ ini. Namun sayang sering kali ‘logika’ku bertarung dengan ‘perasaan’ku. Tapi sekarang, ku berjuang bersama ‘perasaan’ku dan mencari cara agar ‘logika’ku mau mengakui dia.

Sampai sekarang, kami masih berjalan. I wish, we’ll keep moving forward. Pass all the hurdle in this path. This is the path that choose, so i must take the responsibility. I’ve been in age that i can act like victim, but take the lead and start action. I’ll finish my study, continue to the higher one, and fins a job. That the brief. But for the detail, all leave most of it to Allah. Hope He will guide us through all this. So, Anisa Nur Safitri, I’ll be the last for u, and u’ll be the last for me.. Love u..<3