Kamis, 10 Februari 2011

Cara Menghilangkan Rasa Suka

Rasa suka, sayang, dan cinta seperti yang ku bahas di posting dulu itu memeang perasaan yang berbeda. Tapi terkadang perasaan itu juga membuat kita kesulitan. Perasaan itu datang begitu saja kepada korbannya..:D. Dan kadang tidak seperti apa yang kita harapkan.
Karena suatu permasalahan, akhirnya ku coba memikirkan bagaimana cara menghilangkan rasa suka. Sulit sekali menurutku karena perasaan ini sendiri kadang datangnya saja tidak diduga-duga, gimana mau menghilanginnya..?
Setelah ku berfikir dan mencari2, ku merasa ada cara yang ‘mungkin’ dapat mengatasi hal ini. Antara lain:
  1. Mungkin buat yang belum menyatakan perasaan itu, lebih baik diungkapkan dulu. Dlu pas film Spiderman2 klo g salah itu si dokter Octopus wktu masih baik pernah bilang ‘Jangan menyembunyikan perasaan cinta. Cinta adalah sesuatu yang sangat rumit. Jika perasaan serumit cinta dipendam dalam hati, kita tidak akan tahu apa efek buruknya bagi tubuh kita’.. Jadi bagi yang belum mengatatakan, katakanlah !
  2. Belajarlah untuk melepaskan orang yang kamu cintai itu. Karena sesungguhnya itu adalah cinta sejati :)
  3. Jangan cepat untuk mencintai orang lain.  Kenapa? Karena nanti kamu difikir orang yang gampang jatuh cinta dll. Nah, mendingan bersemangatlah untuk saling mengenal seseorang. Walaupun kamu dikenal populer dan punya teman buanyak segudang? Tapi, mengenal seseorang entah bisa atau nggak, juga lho! Jadi, aku rasa kalian harus belajar untuk mengenal seseorang. Jadi, nantinya kalian bisa lebih mengenal orang yang kau cintai tersebut.
  4. Belajarlah untuk dicintai oleh seseorang. Untuk pembelajaran bagimu bagaimana rasanya ditimbak oleh seseorang? Bagaimana respon kamu? Serta bagaimana rasanya saat menjadi posisi orang yang kamu tembak / sukai saat itu?
  5. Coba cari kegiatan lain yang bisa membuat kamu lupa dengan dia. Misal maen game ato kegiatan di sekolah. Klo aku sih klo udah maen game pasti lupa segalanya..hehehe.main-game
  6. Cara paling extreme adalah dengan mencari pacar baru..hehe.:D
  7. Bisa juga dengan memikirkan semua kejelekan2 dia, mulai dari fisik sampe sifat2 dan karakter2... Dan kamu akan menyadari, kamu terlalu sempurna untuknya, gak pantes kamu mencintai dan suka sama dia...
  8. Janganlah belajar untuk melupakan dia. Karena hidupmu sedikit demi sedikit akan rapuh. jadilah untuk menjadi teman orang yang kamu cintai/sayangi tersebut. Karena sesungguhnya sahabat lebih kuat daripada cinta ^^
Jadi, kesimpulannya adalah. Saya tidak mengajarkan / memberikan tips untuk menghilangkan rasa cinta / sayang kalian kepada seseorang atau yang lain. Karena cinta dapat membuat hidup kita lebih semangat cerah dan ceria. Tidak harus cinta / sayang dengan satu patokan orang saja / pacar. Tapi, sayang dan cinta kesemua Makhluk Tuhan^^
Serta, janganlah kau belajar untuk membenci seseorang. Karena nantinya kau akan dibenci (Sakit bukan? >,<). Belajarlah untuk menjadi teman dengan orang yang kita sayangi dan bukalah hati kalian untuk seseorang juga. Itu bisa menjadi pembelajaran untuk mencari cinta yang lebih abadi sakti dan mandraguna. Serta CINTA SEJATI.

Minggu, 06 Februari 2011

Cerita Kakak dan Adik

Beberapa hari yang lalu aku dapat kisah yang mengharukan tentang kakak dan adiknya. Aku harap kalian membacanya dengan pelan sambil meresapi makna yg tertera didalam cerita ini.

the story begin now :

Basuki_Abdullah Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku.
Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang semua gadis di sekelilingku kelihatannya membawanya, aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan diriku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu di tangannya.

"Siapa yang mencuri uang itu?" Beliau bertanya. Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi Beliau mengatakan, "Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukul!" Dia mengangkat tongkat bambu itu tingi-tinggi. Tiba-tiba, adikku mencengkeram tangannya dan berkata, "Ayah, aku yang melakukannya!

"Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi. Ayah begitu marahnya sehingga ia terus menerus mencambukinya sampai Beliau kehabisan nafas. Sesudahnya, Beliau duduk di atas ranjang batu bata kami dan memarahi, "Kamu sudah belajar mencuri dari rumah sekarang, hal memalukan apa lagi yang akan kamu lakukan di masa mendatang? ... Kamu layak dipukul sampai mati! Kamu pencuri tidak tahu malu!

"Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kami. Tubuhnya penuh dengan luka, tetapi ia tidak menitikkan air mata setetes pun. Di pertengahan malam itu, saya tiba-tiba mulai menangis meraung-raung. Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata, "Kak, jangan menangis lagi sekarang. Semuanya sudah terjadi. "Aku masih selalu membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk maju mengaku. Bertahun-tahun telah lewat, tapi insiden tersebut masih kelihatan seperti baru kemarin. Aku tidak pernah akan lupa tampang adikku ketika ia melindungiku. Waktu itu, adikku berusia 8 tahun. Aku berusia 11.

Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk masuk ke SMA di pusat kabupaten. Pada saat yang sama, saya diterima untuk masuk ke sebuah universitas propinsi. Malam itu, ayah berjongkok di halaman, menghisap rokok tembakaunya, bungkus demi bungkus. Saya mendengarnya merengut, "Kedua anak kita memberikan hasil yang begitu baik...hasil yang begitu baik..."Ibu mengusap air matanya yang mengalir dan menghela nafas, "Apa gunanya? Bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus?"

Saat itu juga, adikku berjalan keluar ke hadapan ayah dan berkata, "Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi, telah cukup membaca banyak buku. "Ayah mengayunkan tangannya dan memukul adikku pada wajahnya. "Mengapa kau mempunyai jiwa yang begitu keparat lemahnya? Bahkan jika berarti saya mesti mengemis di jalanan, saya akan menyekolahkan kamu berdua sampai selesai! "Dan begitu kemudian ia mengetuk setiap rumah di dusun itu untuk meminjam uang. Aku menjulurkan tanganku selembut yang aku bisa ke muka adikku yang membengkak, dan berkata, "Seorang anak laki-laki harus meneruskan sekolahnya; kalau tidak ia tidak akan pernah meninggalkan jurang kemiskinan ini." Aku, sebaliknya, telah memutuskan untuk tidak lagi meneruskan ke universitas.

Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang, adikku meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit kacang yang sudah mengering. Dia menyelinap ke samping ranjangku dan meninggalkan secarik kertas di atas bantalku: "Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah. Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimkanmu uang." Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku, dan menangis dengan air mata bercucuran sampai suaraku hilang. Tahun itu, adikku berusia 17 tahun. Aku 20. Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun, dan uang yang adikku hasilkan dari mengangkut semen pada punggungnya di lokasi konstruksi, aku akhirnya sampai ke tahun ketiga (di universitas).

Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika teman sekamarku masuk dan memberitahukan, "Ada seorang penduduk dusun menunggumu di luar sana!" Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku? Aku berjalan keluar, dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor tertutup debu semen dan pasir. Aku menanyakannya, "Mengapa kamu tidak bilang pada teman sekamarku kamu adalah adikku?" Dia menjawab, tersenyum, "Lihat bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu saya adalah adikmu? Apa mereka tidak akan menertawakanmu?" Aku merasa tersentuh, dan air mata memenuhi mataku. Aku menyapu debu-debu dari adikku semuanya, dan tersekat-sekat dalam kata-kataku, "Aku tidak perduli omongan siapa pun! Kamu adalah adikku apa pun juga! Kamu adalah adikku bagaimana pun penampilanmu.”

Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Ia memakaikannya kepadaku, dan terus menjelaskan, "Saya melihat semua gadis kota memakainya. Jadi saya pikir kamu juga harus memiliki satu."Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Aku menarik adikku ke dalam pelukanku dan menangis dan menangis. Tahun itu, ia berusia 20. Aku 23.

Kali pertama aku membawa pacarku ke rumah, kaca jendela yang pecah telah diganti, dan kelihatan bersih di mana-mana. Setelah pacarku pulang, aku menari seperti gadis kecil di depan ibuku. "Bu, ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu untuk membersihkan rumah kita!"Tetapi katanya, sambil tersenyum, "Itu adalah adikmu yang pulang awal untuk membersihkan rumah ini. Tidakkah kamu melihat luka pada tangannya? Ia terluka ketika memasang kaca jendela baru itu.

"Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus, seratus jarum terasa menusukku. Aku mengoleskan sedikit saleb pada lukanya dan membalut lukanya."Apakah itu sakit?" Aku menanyakannya. "Tidak, tidak sakit. Kamu tahu, ketika saya bekerja di lokasi konstruksi,batu-batu berjatuhan pada kakiku setiap waktu. Bahkan itu tidak menghentikanku bekerja dan..."Di tengah kalimat itu ia berhenti. Aku membalikkan tubuhku memunggunginya,dan air mata mengalir deras turun ke wajahku. Tahun itu, adikku 23. Aku berusia 26.

Ketika aku menikah, aku tinggal di kota. Berkali-kali suamiku dan aku mengundang orang tuaku untuk datang dan tinggal bersama kami, tetapi mereka tidak pernah mau. Mereka mengatakan, sekali meninggalkan dusun, mereka tidak akan tahu harus mengerjakan apa. Adikku tidak setuju juga,mengatakan, "Kak, jagalah mertuamu aja. Saya akan menjaga ibu dan ayah disini.

"Suamiku menjadi direktur pabriknya. Kami menginginkan adikku mendapatkan pekerjaan sebagai manajer pada departemen pemeliharaan. Tetapi adikku menolak tawaran tersebut. Ia bersikeras memulai bekerja sebagai pekerja reparasi.Suatu hari, adikku diatas sebuah tangga untuk memperbaiki sebuah kabel,ketika ia mendapat sengatan listrik, dan masuk rumah sakit. Suamiku dan aku pergi menjenguknya. Melihat gips putih pada kakinya, saya menggerutu, "Mengapa kamu menolak menjadi manajer? Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu yang berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang, luka yang begitu serius. Mengapa kamu tidak mau mendengar kami sebelumnya?"Dengan tampang yang serius pada wajahnya, ia membela keputusannya."Pikirkan kakak ipar--ia baru saja jadi direktur, dan saya hampir tidak berpendidikan. Jika saya menjadi manajer seperti itu, berita seperti apa yang akan menjadi buah bibir orang?

"Mata suamiku dipenuhi air mata, dan kemudian keluar kata-kataku yang sepatah-sepatah: "Tapi kamu kurang pendidikan juga karena aku!"Mengapa membicarakan masa lalu?"Adikku menggenggam tanganku. Tahun itu, ia berusia 26 dan aku 29.

Adikku kemudian berusia 30 ketika ia menikahi seorang gadis petani dari dusun itu. Dalam acara pernikahannya, pembawa acara perayaan itu bertanya kepadanya, "Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?"Tanpa bahkan berpikir ia menjawab, "Kakakku."Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan tidak dapat kuingat.

"Ketika saya pergi sekolah SD, ia berada pada dusun yang berbeda. Setiap hari kakakku dan saya berjalan selama dua jam untuk pergi ke sekolah dan pulang ke rumah. Suatu hari, saya kehilangan satu dari sarung tanganku.Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya memakai satu saja dan berjalan sejauh itu. Ketika kami tiba di rumah, tangannya begitu gemetaran karena cuaca yang begitu dingin sampai ia tidak dapat memegang sumpitnya.Sejak hari itu, saya bersumpah, selama saya masih hidup, saya akan menjaga kakakku dan baik kepadanya."Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku.Kata-kata begitu susah kuucapkan keluar bibirku, "Dalam hidupku, orang yang paling aku berterima kasih kepadanya adalah adikku."Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini, di depan kerumunan perayaan ini, air mata bercucuran turun dari wajahku seperti sungai.

 

"When life gives you a hundred reasons to cry, show life that you have a THOUSAND reasons to smile.."

Kamis, 03 Februari 2011

Survey Tempat 'Kegiatan Terakhir Bersama' HIMMADIKA

Image047 After look at that picture, u will know what is the place. Yepp, it a beach.. Rencananya buat up grading kedua HIMMADIKA ku merencanakan untuk rekreasi. Setelah satu tahun kepengurusan, ada donk satu kegiatan, satu hari yang dimana kita semua pengurus bisa santai dan bersenang-senang. Jadi klo jadi pengurus HIMMADIKA ga cuman berpusing2 ria doank..hehehe..'.

This is Saung Beach. Entah berapa kilometer dari Solo dan berapa kilometer dari  Jogja, yang jelas, kemarin kami dari Solo sampai sana memerlukan waktu hampir 3 jam dengan motor. Ternyata jauh juga, lebih jauh dari dugaanku…

Saat sampai, kami sholat dan makan dlu. Maklum lah, tiba disana sekitar jam12 lebih. Makannya sederhana saja, namun khas pinggir laut, yaitu nasi sayur + ikan tongkol..hehe.. Entah karena memang enak ato hanya lapar, makanannya terasa begitu enak..^^…

Oke, after that, let’s jump to the business. We see surrounding and gonna find a place to sit and talk. Nyari tempat ngumpul sebagai akhir acara ini, semacam sharing akhir kepengurusan..

Image054_1 Pantai ini relatif aman walaupun ombak laut selatan sedang tinggi. Hal ini karena ada jarak antara laut dengan pantai yang lumayan jauh. Ini dikarenakan adanya karang di pinggiran pantai. jadi klo mau ciprat2an aman koq.. Tapi hati2 kepleset cz banyak algae..

Image050 Di karang ini juga banyak ikan2 karang. Dari yang biasa2 aja ampe yang bagus n imut ada di sini. Ni orang mau nangkep tapi gagal..^^

Image051_1 Pantai ini dikelilingi tebing dan karang. Katanya para rock-climber banyak yg datang kesini.

kami memanjat salah satu tebing yang ada (yang bisa didaki, bukan dipanjat). Pemandangan dari atas tebing memang fantastis. Keren..

Tim ekpedisi kali ini ingin berfoto dng latar yg menakjubkan, namun sayang sulit mencari tempat memoto yang ideal untuk semua, karena tebing ini sempit sekali, lebarnya hanya sekita 1 meter… Ngerii.. Akhirnya cmn bisa kayak gini deh..

Image056 Di sini anginnya deres banget lho. Tapi sayang tim ekpedisi yang ada di foto itu tadi rambutnya pada gak portable semua (haha.. Kyknya istilah portable ga pas ya..^^). Akhirnya terkesan biasa aja. Klo rambutnya agak panjang, indah, dan sehalus sutra seperti saya, sudah awut2an rambunya..hehe..

Image055_1 Akhirnya kami menemukan tempat yang bisa buat ngumpul di karang yang satu lagi (Sorry, no pict yet..)..

That’s all.. Yang pasti, untuk menentukan tempat acara seperti ini, kita harus memperhitungkan semuanya. Dari tempat parkir, sholat, makan, ngumpul, dll. Juga berbagai macam situasi seperi terik matahari, hujan, dll. Oleh karena itu, akan lebih baik jika ‘empunya’ acara bisa ikut dalam survey. Seperti halnya kali ini, saya sebagai ketum yang akan menghandle acara sharing kali ini, oleh karena itu saya haru ikut dalam survey sehingga saya bisa menentukan tempat yng paling tepat sekaligus menyesuaikan acara nanti dengan keadaan tempat.

Oke, itu tadi sedikit tentang survey. Kalau ada yg klupaan nati biar ku update aja..hehe..